Sunday 23 December 2012

Melihat kota mati lewat film dokumenter bikinan Mahasiswa Indonesia di Mesir




Kota mati atau yang lebih di kenal dengan sebutan city of the dead terletak di bawah bukit Muqattam pinggiran ibu kota Kairo. Sebuah area perkuburan yang sangat luas yang masih aktif sebagai tempat pemakaman hingga saat ini.
Meskipun sebuah area pemakaman, city of the dead jauh dari kata angker, bahkan tidak sedikit orang Mesir yang tinggal disamping kuburan bahkan ada juga yang tinggal diatasnya.
selain itu di area pemakaman tersebut, juga banyak terdapat bangunan-bangunan bersejarah peninggalan dinasti mamalik yang pernah menguasai mesir selama ratusan tahun.
Di Mesir, beberapa mahasiswa Indonesia yang mempunyai hoby jalan-jalan, penggemar fotografi serta pecinta sejarah mencoba untuk berbagi cerita lewat film dokumenter, film yang berdurasi kurang lebih setengan jam tersebut menceritakan sejarah para sultan dinasti mamalik serta menjelaskan keindahan konstruksi bangunan-bangunan bernilai sejarah yang sangat tinggi di pemakaman Kairo sebelah utara.
Film ini sebagai penawar rindu bagi orang-orang yang pernah singgah ke Mesir sertaTombo Pengen bagi orang-orang yang mengidam-idamkan untuk berkunjung ke Mesir.
Dalam pembuatan film tersebut sering menghadapi kendala-kendala, salah satunya seperti harus mengambil gambar sebanyak tiga kali : Pertama, size gambar terlalu kecil akibat salah pengaturan kamera. Kedua, gambar terlalu sedikit karena ada beberapa lokasi yang tutup saat itu, Ketiga, melengkapi gambar yang masih kurang.
Juga mengalami kejadian lucu, seperti: harus berlari-larian karena dikejar anjing, salah satu dari tim ada yang terkencing-kencing karena dilokasi tidak ada kamar mandi dan ada yang kehilangan handpone meski jadul.
Selain membuat film dokumenter, mereka-mereka juga membuat website untuk menampung bahan-bahan mentah yang akan dijadikan film serta diisi liputan-liputan selama pengambilan gambar.
Adapun filmnya sudah di upload di Youtube dan linknya ada dibawah ini :

Friday 7 December 2012

Mausoleum Sultan Faraj, Gaya Arsitektur Mamluk (4-Habis)



Struktur Simetris Al-Faraj
Salah satu aspek yang paling menarik dari struktur bangunan Khanqah ini adalah tidak adanya pembatasan terhadap ruang-ruang yang terdapat pada bangunan tersebut, sehingga sang arsitek mampu untuk merancang sebuah struktur bangunan yang sangat simetris berukuran besar.


Bangunan yang tampak berdiri sendiri ini terlihat menarik dengan adanya dua buah pintu gerbang berhiaskan tiga buah pelengkung pada bagian sisi barat daya dan utara. Posisi kedua pintu gerbang yang berada di bawah menara membuat simetrisitas bangunan menjadi semakin kuat. 



Selain itu, dua buah sabil-kuttab ditempatkan di sisi barat dan selatan bangunan Khanqah. Sabil-kuttab merupakan tempat singgah dan peristirahatan bagi para pelancong yang melewati kawasan itu.



Sebuah anak tangga terdapat pada bagian dinding menara. Para pengunjung bisa mencapai bagian atas menara kembar ini melalui anak tangga tersebut. Dari atas menara ini kita bisa menyaksikan pemandangan indah—selain pemandangan pemakaman—yang terhampar di sekeliling bangunan Khanqah.



Di sisi utara kompleks Khanqah Sultan Faraj Ibnu Barquq ini terdapat sebuah lorong beratap yang bagian ujungnya berakhir di makam ayah Sultan Barquq, yakni Anas.

Para sejarawan arsitektur memperkirakan lorong tersebut mungkin dimaksudkan sebagai ruang shalat. Pada bagian tempat shalat ini terdapat kubah kecil, runcing di bagian puncak, menandai adanya mihrab di bawahnya.


Bangunan makam yang terdapat di sisi kiri dan kanan ruang shalat ini berdenah bujur sangkar dan beratap kubah dengan ukuran yang jauh lebih besar dari kubah di atas mihrab. Dinding luar kubah dihias dengan garis-garis sejajar dengan pola patah-patah. 



Pola tersebut terbilang unik dan tidak pernah ditemukan pada bangunan kubah di tempat lain. Tumpuan kubah berbentuk segi delapan, bertingkat-tingkat seperti tangga pada sudutnya. Pada sekeliling dinding kubah bagian bawah terdapat jendela.



Pada 1403, sebagaimana diuraikan George Michell dalam bukunya “Architecture of the Islamic World: North Africa and Sicily”, karena kekacauan politik yang melanda Kairo berdampak langsung pada masalah ekonomi dan keuangan pemerintahan Dinasti Mamluk, dekorasi dalam kompleks banyak yang tidak dapat diselesaikan.



Namun, setelah penguasa Mamluk berhasil mengatasi kekacauan tersebut, penambahan hiasan dan dekorasi khas bangunan-bangunan di Kairo pada bagian dinding bangunan Khanqah ini dapat dilanjutkan.


Thursday 6 December 2012

Mausoleum Sultan Faraj, Gaya Arsitektur Mamluk (3)


Pembangunan kompleks Khanqah Sultan Faraj Ibnu Barquq dimulai pada 1400 Masehi, namun karena situasi dan kondisi politik di dalam negeri pada masa itu yang penuh gejolak membuat proses pembangunan Khanqah ini baru selesai pada 1411 M.
  
Meski pembangunan Khanqah ini baru rampung pada 1411, namun menurut sejarawan abad kelima belas, Al-Maqrizi, bangunan Khanqah tersebut sudah diresmikan pada 1410. Peresmian tersebut dihadiri oleh empat puluh orang pengikut sufisme.   


Bangunan Khanqah ini memiliki dua buah menara kembar, kubah raksasa kembar, dan dua buah pintu masuk kembar yang tepat berada di kedua sisi ujung kanan dan kiri bangunan. 



Keseluruhan model dan corak bangunan bersejarah ini, jelas Abaza, mengedepankan gaya Arsitektur Mamluk Bahri yang banyak diadopsi oleh para ahli rancang bangun di zaman Mamluk Burji pertengahan.  



Yulianto Sumalyo dalam bukunya yang bertajuk “Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim” memaparkan, Khanqah Faraj Ibnu Barquq terdiri dari satu unit bangunan besar yang berdiri sendiri. 



Bangunan tersebut berbentuk simetris berdenah bujur sangkar dengan ukuran 73 X 73 meter persegi. Tata letak bangunan mengedepankan pola hypostyle dengan sahn (halaman dalam) pada bagian tengah, juga berdenah bujur sangkar.



Empat buah iwan mengelilingi sahn, masing-masing lebarnya hampir sama. Sahn dikelilingi oleh kolom-kolom dengan pelengkung-pelengkung di atasnya (arcade).

Pelengkung-pelengkung tersebut tidak patah, sama dengan pelengkung model Romawi. Tepat di bagian tengah sahn terdapat tempat wudhu, yang merupakan tipikal kompleks semireligius di Kairo pada masa itu.  

Wednesday 5 December 2012

Mausoleum Sultan Faraj, Gaya Arsitektur Mamluk (2)



Shela S Blair dan Jonathan M Bloom dalam bukunya “The Art and Architecture of Islam” mengungkapkan, lokasi yang dipilih Faraj untuk mendirikan kompleks megah tersebut pada awalnya merupakan sebuah lapangan pacuan kuda (hippodrome). 

Kemudian, pada zaman Mamluk awal, lahan tersebut dialihfungsikan menjadi tempat pemakaman bagi para sufi. 

Lokasinya yang jauh dari pusat keramaian, kata Blair, membuat para imam sufi kerap menyepi dan mengasingkan diri ke tempat tersebut. Mereka pun kemudian memutuskan untuk mendirikan sebuah tempat khusus untuk melakukan ritual tasawuf.

Ketika Faraj naik tahta dan berkuasa, ia berusaha membangun kembali tempat tersebut agar menjadi sebuah kompleks bangunan dengan berbagai macam fungsi. 

Saat proyek ini dimulai, ia memerintahkan membangun pemukiman luas, termasuk tempat-tempat pemandian, pabrik roti, penggilingan gandum, tempat menginap para musafir, dan sebuah pasar (bazar).

Namun, di antara berbagai bangunan tersebut, yang masih berdiri hingga saat ini hanyalah Khanqah Sultan Faraj Ibnu Barquq, sebuah kompleks bangunan megah yang dikenal dengan pada zaman Mamluk, yang diperuntukkan bagi tempat tinggal para sufi.

Dalam tulisannya yang bertajuk “The Khanqah and Mausoleum of Sultan Faraj Ibn Barquq”, Ismail Abaza memaparkan, kompleks pemukiman para sufi ini sengaja dibangun oleh Sultan Faraj dalam rangka memenuhi keinginan sang ayah untuk dimakamkan di dekat makam para sufi di wilayah Kairo Utara.


Sumber : www.republika.co.id

Tuesday 4 December 2012

Mausoleum Sultan Faraj, Gaya Arsitektur Mamluk (1)


Mesir dikenal sebagai negeri yang memiliki peradaban tertinggi di dunia. Bahkan, sejak dulu, negeri para Firaun ini sudah menghasilkan peradaban yang maju.
Hal itu pula yang akhirnya memantapkan umat Islam saat menguasai negeri seribu menara ini.


Pada masa Islam, negeri Mesir sempat dikuasai oleh sejumlah dinasti. Mulai dari dinasti Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, hingga Turki Usmani. Bahkan ketika berdiri, sejumlah peradaban dinasti kecil pun yang ada di Mesir tetap berdiri kokoh.


Salah satu dinasti kecil yang mampu menguasai Mesir adalah Dinasti Mamluk. Dinasti ini menjadikan Kairo sebagai pusat kekuasaannya.
Bahkan, ketika berhasil memukul mundur pasukan Timur Lenk, Kairo semakin mantap menjadi pusat kekuatan Mamluk. 


Sang pemimpin, yakni Az-Zahir Saifuddin Barquq, dalam waktu singkat berhasil membangun pusat pemerintahan Dinasti Mamluk di Kairo, sekaligus menjadi penguasa Mamluk pertama.


Seperti halnya dinasti Islam yang pernah berkuasa di Kairo, Mamluk juga banyak meninggalkan peninggalan-peninggalan sejarah berupa bangunan-bangunan megah berarsitektur indah. Salah satunya adalah Khanqah Sultan Faraj Ibnu Barquq.


Sebagai penguasa Mamluk di Kairo, Barquq membangun sebuah mausoleum (kompleks pemakaman mewah) yang diperuntukkan bagi keluarga dan keturunannya.
Karena keterbatasan lahan, sepeninggal Barquq salah seorang anaknya yang bernama Faraj berinisiatif untuk mendirikan sebuah kompleks (bangunan) yang luar biasa besarnya di luar kota Kairo bagian utara.

Sunday 2 December 2012

[FOTO] Tari Sufi



Tari sufi merupakan karya seorang filsuf dan penyair ternama dari Turki, yaitu Maulana Jalaluddin Rumi. Tari ini merupakan bentuk ekspresi dari rasa cinta yang mendalam, kasih dan sayang seorang hamba kepada Tuhan dan Rasulnya.
Gerakan tubuh yang memutar berlawanan dengan arah jarum jam mengikuti alunan musik, dimana semakin lama, putaran itu semakin cepat. kostum tari dengan rok lebar yang mereka kenakan berkibar indah. Umumnya tarian sufi dilakukan pria secara kelompok, sebagai ekspresi seorang pencari Tuhan saat bertemu dengan sang kekasih, perasaan yang meletup-letup adalah wujud gerak dalam bentuk tari.
Memang, tari sufi lebih dikenal dengan tari khas Turki, tapi di Mesir juga ada tari sufi yang gerakan tidak jauh beda, tapi dengan warna pakaian sedikit bermotif khas Mesir tidak putih polos seperti yang dienakan oleh penari Turki.



Saturday 1 December 2012

[FOTO] City Of The Dead (Qorrofah)


Dipinggiran ibu kota Kairo terdapat area pemakaman yang sangat luas, kawasan yang membentang di bawah bukit Mukattam ini lebih dari Enam kilo luasnya dan biasa disebut City Of The Dead.
Selain City Of The Dead, penduduk disana juga menyebutnya Qorrofah Kubro, sebuah nama kabilah dari Yaman yang datang pada waktu sahabat Amr Bin Ash menaklukan Mesir.
Sudah menjadi tradisi bahwa Dinasti Mamalik di Mesir menjadikan kawasan luas ini sebagai kuburan bagi sultan dan amir-amirnya, bukan hanya itu, mereka juga membangun Masjid, tempat belajar (Madrasah), bangunan antik untuk menyepi para sufi (Khanqah). Dan Menjadikan tempat ini layaknya kumpulan Istana-Istana yang megah nan Indah.
Namun, sebelum dinasti mamluk berkuasa, lokasi ini pada awalnya merupakan sebuah lapangan pacuan kuda (hippodrome). Kemudian, pada zaman Mamluk awal, lahan tersebut dialih fungsikan menjadi tempat pemakaman bagi para sufi.
Lokasinya yang jauh dari pusat keramaian, membuat para imam sufi kerap menyepi dan mengasingkan diri ke tempat tersebut. Mereka pun kemudian memutuskan untuk mendirikan sebuah tempat khusus untuk melakukan ritual tasawuf. Sejak itu area ini juga menjadi tempat pemakaman hingga saat ini.









Friday 30 November 2012

City Of The Dead: Istana-Istana Megah di Atas Kuburan



pinggiran ibu kota Kairo terdapat area pemakaman yang sangat luas, kawasan yang membentang di bawah bukit Mukattam ini lebih dari Enam kilo luasnya dan biasa disebut City Of The Dead.
Selain City Of The Dead, penduduk disana juga menyebutnya Qorrofah Kubro, sebuah nama kabilah dari Yaman yang datang pada waktu sahabat Amr Bin Ash menaklukan Mesir.
Sudah menjadi tradisi bahwa Dinasti Mamalik di Mesir menjadikan kawasan luas ini sebagai kuburan bagi sultan dan amir-amirnya, bukan hanya itu, mereka juga membangun Masjid, tempat belajar (Madrasah), bangunan antik untuk menyepi para sufi (Khanqah). Dan Menjadikan tempat ini layaknya kumpulan Istana-Istana yang megah nan Indah.
Namun, sebelum dinasti mamluk berkuasa, lokasi ini pada awalnya merupakan sebuah lapangan pacuan kuda (hippodrome). Kemudian, pada zaman Mamluk awal, lahan tersebut dialih fungsikan menjadi tempat pemakaman bagi para sufi.
Lokasinya yang jauh dari pusat keramaian, membuat para imam sufi kerap menyepi dan mengasingkan diri ke tempat tersebut. Mereka pun kemudian memutuskan untuk mendirikan sebuah tempat khusus untuk melakukan ritual tasawuf. Sejak itu area ini juga menjadi tempat pemakaman hingga saat ini.
Di mulai dari sisi utara Qorrafah Kubro tepatnya di jalan sultan ahmad beberapa meter dari jalan Al-Azhar, berdiri sebuah bangunan persegi yang berkubah dan membelah jalan, yakni makam Qonsuh Abu Sa’id, beliau sempat menjadi sultan selama setahun mengantikan sultan Qaytbay sebelum diasingkan ke Alexandria.
Sekitar seratus meter kearah selatan, terdapat bangunan yang lebih besar, Sebuah komlpek yang dibangun pada tahun 1451-1456 M ini mulanya hanya pemakaman indah yang dibangun oleh sultan Inal saat masih menjadi amir, kemudian setelah menjadi sultan, dibangun disekitarnya sebuah Khanqah, madrasah, masjid dan sabil kutab di sekeliling makam. Sultan inal adalah Sultan ke-12 Dinasti Mamluk Burgi.
Disebelah kanan komplek sultan Inal terdapat komplek Amir Qurqumas, bangunannya menyerupai sebuah masjid. Masjid hanya salah satu dari sejumlah banguan yang dibangun di komplek Air Qurqumas karena disamping-samping nya terdapat dapur, gudang penginapan, sumur, kandang ternak dan tempat wudlu.  pada awalnya Qurqumas adalah seorang budak dari Sultan Qaytbay yang kemudian menjadi amir agung dibawah kemimpinan sultan Al-Ghuri.
Kemudian perjalanan dilanjutkan ke komplek Farag bin Barquq, bangunan masjid ini awalnya adalah khanqah, semacam pondok untuk para sufi. Mulai dibangun pertama kali pada 1400 M oleh Sultan Faraj Ibn Barquq (1382-1399 M) untuk memenuhi permintaan ayahnya yaitu sultan Ad-Dhohir Barquq yang ingin dimakamkan di dekat makam para sufi dan ayahnya di kompleks pemakaman bagian utara (the city of dead). Pembangunannya baru selesai 11 tahun kemudian, tapi setahun sebelumnya sudah ada peresmian yang menghadirkan 40 orang pengikut sufisme.


Bangunan Khanqah ini memiliki dua buah menara kembar, kubah raksasa kembar, dan dua buah pintu masuk kembar yang tepat berada di kedua sisi ujung kanan dan kiri bangunan.
Masjid ini terkenal sebagai masjid terbesar di kawasan itu, hingga sekarang. Sultan Barquq akhirnya dimakamkan di kompleks ini, di dekat makam para sufi dan ayahnya, Anas (1382). Sultan Barquq tercatat sebagai raja Mamluk Burgi pertama yang dimakamkan di kawasan ini.
Menariknya, bangunan ini memiliki banyak ruang tapi tanpa pembatas yang jelas. Sang arsitek mampu membuat ruangan besar yang simetris. Ini bukan bentuk yang lazim pada masa itu.
Bangunan tersebut berbentuk simetris berdenah bujur sangkar dengan ukuran 73 X 73 meter persegi. Tata letak bangunan mengedepankan pola hypostyle dengan sahn (halaman dalam) pada bagian tengah, juga berdenah bujur sangkar.
Tidak jauh dari situ, terdapat komplek sultan Al-asyraf Barsbay, Seperti masjid Barquq, kompleks pemakaman ini terdiri dari makam, madrasah dan Dua sabil kuttab. Bangunan utamanya terlihat elegan. Memiliki Dua ruangan berkubah yang dihubungkan dengan sepasang lorong. Bangunan madrasah memiliki ruangan untuk sultan dan seorang sufi yang menjadi gurunya serta berdampingan dengan kamar para muridnya.
Pada mulanya, Al-Asyraf Abu Nasr Barsbay adalah budak Sirkasia yang dibeli oleh pedagang Yahudi dan dibawa ke Aleppo Syiria. Ia kemudian dibeli oleh Barquq dan dibawa ke Kairo. Ia diberi mandat sebagai pengawal internal di dalam benteng kerajaan.
Di masa pemerintahan Sultan Mu’ayyad Shah, ia diangkat sebagai pangeran dan dipercaya sebagai wakil sultan di Tripoli pada tahun 1418. Berkat jasa Sultan Shalih Muhammad bin Tatr, ia diangkat sebagai wakil sultan di Mesir. Akhirnya, pada tahun 1422 ia menyandang gelar sultan yang memegang tampuk kekuasaan selama 16 tahun.


Beberapa Ratus meter dari komplek sultan Al-Asyraf Barsbay terdapat komplek sultan Qaytbay, Salah satu monumen utama yang bisa dijadikan tolok ukur masa sultan Qaybay  adalah kompleks masjid Qaytbay yang dibangun antara tahun 1472 sampai 1474 M. Sebenarnya kompleks ini terdiri dari masjid, madrasah dan makam pendirinya. Tapi sayangnya, kini tinggal tersisa bangunan masjidnya yang berkubah dan bermenara tunggal.
Di sebelah kiri bangunan ada sabil  kuttab. Sementara sebelah kanan ada menara. Di sisi tenggara ada kubah kecil tapi megah. Di bawah kubah itu terdapat makam pendiri masjid. Ukiran pada kubah tersebut berpola lurus berlapis bintang berukir yang ditumpangkan pada ukiran arabesque bergelombang.
Qaytbay adalah salah satu sultan Barsbay dinasti Mamluk. Pada awalnya, Mamluk adalah sebutan untuk seorang budak. Qaytbay sendiri awalnya dibeli seharga lima puluh dinar. Setelah ditebus, Qaytbay kemudian meniti karir hingga menjadi komandan tentara sampai akhirnya menjadi sultan. Dia memerintah cukup lama, dari tahun 1.468 sampai 1.496 M. Rekornya hanya bisa dipecahkan oleh Nasir Muhammad. Dia terkenal karena kekuatan staminanya dan kehebatan bela dirinya. Prioritas utama pemerintahannya adalah mengembangkan hubungan diplomatik dengan Turki Utsmani dan promosi perdagangan, terutama dengan Italia.
Sebanarnya masih banyak bangunan bersejarah di daerah ini tapi Lima tempat ini (Dari sultan Inal sampai Sultan Qaytbay) yang paling megah di pemakaman utara kairo.

Tuesday 27 November 2012

Masjid Sultan Asyraf Barsbay



Pada mulanya, Al-Asyraf Abu Nasr Barsbay adalah budak Sirkasia yang dibeli oleh pedagang Yahudi dan dibawa ke Aleppo Syiria. Ia kemudian dibeli oleh Barquq dan dibawa ke Kairo. Ia diberi mandat sebagai pengawal internal di dalam benteng kerajaan. Di masa pemerintahan Sultan Mu’ayyad Shah, ia diangkat sebagai pangeran dan dipercaya sebagai wakil sultan di Tripoli pada tahun 1418. Berkat jasa Sultan Shalih Muhammad bin Tatr, ia diangkat sebagai wakil sultan di Mesir. Akhirnya, pada tahun 1422 ia menyandang gelar sultan yang memegang tampuk kekuasaan selama 16 tahun.
Di masanya, ia berhasil melumpuhkan perompak Eropa di sekitar Ciprus yang selalu mengganggu pelaut muslim di Mediterania Timur. Ia juga membangun jalur perdagangan dengan Persia (Iran) dan India. Pada masa ini mulai dikenal mata uang al-Ashrafiyyah yang digunakan di wilayah Mesir dan sekitarnya.
Kejayaan Barsbay berakhir pada tahun 1438. Tapi kompleks pemakamannya sudah mulai dibangun pada 1432. Awalnya kompleks ini dimanfaatkan oleh 17 orang Sufi sebagai madrasah yang menyebarkan mazhab Imam Hanafi.
Seperti masjid Barquq, kompleks pemakaman ini terdiri dari makam, madrasah dan 2 sabil kuttab. Bangunan utamanya terlihat elegan. Memiliki 2 ruangan berkubah yang dihubungkan dengan sepasang lorong. Bangunan madrasah memiliki ruangan untuk sultan dan seorang sufi yang menjadi gurunya serta berdampingan dengan kamar para muridnya.
Arsitektur interiornya sangat impresif. Kompleks ini terkenal dengan mozaik lantai marmer yang indah. Keindahannya selaras dengan ketinggian kubah dan ornament-ornamen yang menghiasi interiornya.
Pola ukiran yang menghiasi sisi luar kubah bermotif jalinan bintang. Motif ini terlihat unik dengan bentuknya yang memanjang. Kubah ini diukir dengan sangat teliti. Pola geometri yang sambung menyambung membuat motif bintang menjadi berombak-ombak. Desain ini merupakan pergeseran dari ukiran berpola zigzag yang memang dominant pada masa itu.
Perhatikan sisi ukiran paling bawah dari kubah itu. Ukiran itu seperti motif mawar yang tak sempurna. Menurut para ahli, motif mawar yang tak sempurna itu menunjukkan bahwa pembuatan ukiran itu baru dimulai setelah kubah selesai dibangun, tidak bersamaan dengan pembangunan kubah.
Menara masjid dibangun terakhir setelah bangunan utama selesai. Bentuknya mengikuti gaya Turki utsmani, dengan puncak mengerucut. 
Dari jalan utama, kita disambut oleh pagar besi yang mengelilingi kompleks. Begitu masuk masjid, kita langsung disuguhi pemandangan yang sangat kontras dengan bangunan-bangunan era Mamluk pada umumnya. Tidak seperti kompleks sultan Inal, Qurqumas dan Barquq yang memiliki halaman tak beratap di dalam masjid, masjid ini cenderung memanjang dan sempit. Ada dua ruang utama dalam masjid itu. Keduanya dipisahkan oleh sebuah lorong dengan lantai sedikit lebih rendah. Ruang ini bergaya Yunani-Romawi klasik.
Mihrab masjid ternyata baru ditambahkan pada tahun 1953. Mihrab ini dianggap sebagai salah satu mihrab terbaik di Kairo. Ukiran berpola bintang dipahat di atas gading. Lantainya yang mewah tersusun atas marmer hitam putih, batu kapur merah oranye dan kerang mutiara. Jendelanya berukir semen dengan kaca temaram. Atap yang berwarna-warni menunjukkan bahwa masjid ini telah tersentuh perbaikan di era Turki Utsmani. Kamarnya berdinding jendela dua susun. Yang atas telah direstorasi dengan kaca berwarna bergaya modern.
Di ujung lorong ada sebuah makam. Monumen Barsbay yang terbuat dari marmer ungu dipasang di ruangan melingkar ini. Dekorasi mihrab dibuat lebih menonjol daripada bagian-bagian lain dengan kombinasi marmer dan kerang mutiara. Kubah tampak menjulang ke angkasa. Pencahayaan ruangan mengandalkan sinar matahari yang menembus jendela-jendela tradisional yang tertutup kaca warna-warni.
Di sebelah selatan masjid terdapat kompleks penginapan. Penginapan ini sama dengan penginapan-penginapan yang ada di kompleks Inal, Qurqumas dan Barquq. 

Monday 26 November 2012

Gamajatim Historical Adventure dan Gamajatim TV (GTV)



Tanggal 3 maret 2012 tepatnya acara jalan-jalan Gamajatim historical adventure untuk pertamakali dilakukan,ide ini memang sengaja diambil untuk menaungi kawan-kawan Gamajatim yang suka jalan-jalan sambil belajar menikmati eksotika wisata sejarah di Kairo.Muhammad Naufal ketua Gamajatim periode 2011-2012 menjadi pencetus munculnya ide tersebut,ibarat gayung bersambut ide ini diamini oleh sebagian kawan-kawan gamajatim lainnya sebut saja Muhammad Azmi yang saat itu langsung dilantik sebagai penunjuk jalan sekaligus “tuan guru” yang menjelaskan sejarah-sejarah tersebut.
Pada saat itu tercatat 15 orang yang ikut 10 ikhwan dan 5 akhwat,tujuan perdana kami saat itu masihlah tempat-tempat yang mudah untuk diakses yaitu kawasan Sayyidah Aisyah.acara semacam ini sebenarnya sudah ada dimasisir sebut saja Kupretis du caire dan Armada jelajah yang lebih dulu ada,namun hal ini bukan berarti membuat saingan dan mengopy sebuah program yang ada,hal ini lebih pada kesenangan untuk mencari ilmu dan menikmati sejarah dengan cara yang berbeda.
Gamajatim historical adventure edisi perdana ini pula yang menginspirasi kawan-kawan untuk membuat GTV (Gamajtim TV),hal ini  bermula dari sebuah video amatir berdurasi beberapa menit yang diupload oleh Muhammad mu’afi ke Youtube tentang  acara jalan-jalan tersebut,adalah Cak Uun Nasikhun ketua Gamajatim periode 2009-2010 yang memiliki ide untuk membuat proyek GTV bersama  Airlangga Budi Prasetya,tujuannya sederhana mengcapture sejarah dan menyebarkannya keindonesia,selain sebagai penambah wawasan juga sebagai oleh-oleh ketika pulang ketanah air.
Setelah gagasan ini mendapat restu dari ketua Gamajatim dimasa itu dan juga respons yang cukup baik dari rekan-rekan gamajatim lainnya akhirnya rapat perdana diselenggarakan beberapa hari kemudian,bertempat sekretariat Gamajatim,4 orang undangan hadir dalam rapat tertutup tersebut Cak Uun Nasikhun,Airlangga Budi Prasetya,Mukhammad Anwar Dahlan dan Muhammad Mu’afi untuk menentukan tujuan dan langkah-langkah konkret yang akan diambil dalam proses pembuatan film ini,dari rapat perdana ini didapati beberapa kesimpulan awal antara lain:
1.Tujuan GTV adalah sebagai sarana berbagi ilmu non komersil
2.Mengcapture sejarah dan mengabadikannya dalam bentuk film documenter
Setelah kesimpulan awal ini dicapai ada beberapa kendala lagi yang dihadapi antara lain:
1.belum adanya konsep yang pasti tentang jalannya GTV
2.belum memiliki seorang script writer
3.belum memiliki ahli sejarah sebagai penentu kevalidan data sejarah
Setelah berdiskusi selama beberapa jam akhirnya diputuskan bahwa GTV akan merekam sejarah islam mulai dari masuknya islam hingga masa kini secara berurutan,dan saat itu juga untuk ahli sejarah masih dalam proses pencarian.setelah permasalahan selesai GTV akhirnya memutuskan untuk memulai ekspedisinya sekitar bulan April,pada awalnya pada masa kosong ini GTV sudah bisa menemukan seorang script writer dan seorang ahli  sejarah,namun tidak disangka pada jeda waktu itu GTV harus gigit jari karena masih kesulitan untuk menemukan 2 staf dalam bidang tersebut,selain itu keputusan Al- Azhar memajukan pelaksanaan imtihan termin 2 membuat GTV harus berani mengundurkan niatnya dalam melangkah.
Beberapa bulan berlalu Gamajatim historical adventure jilid 2 dilaksanakan 03 juli 2012 tujuan kali ini lebih jauh  yaitu daerah Fustat disana terdapat komplek Gereja gantung Mar Girgis dan masjid pertama dibumi kinanah masjid sahabat Rasulullah Amr bin Ash.Antusias warga terhadap Gamajatim Historical Adventure cukup besar,yang ikut pun demikian sekitar 25 orang saat itu dan GTV masihlah sebuah gagasan yang belum mendapatkan titik temu untuk melangkah,dan sekali lagi Muhammad Mu’afi berhasil mengabadikan moment tersebut dalam video beberapa menitnya.
Seiring waktu berjalan Rahmat Romadhona terpilih sebagai ketua untuk periode 2012-2013,beberapa bulan setelahnya yaitu pada bulan oktober 2012 sebenarnya Gamajatim historical adventure ingin kembali dilaksanakan,namun setelah menimbang beberapa kesibukan terutama karena waktu itu merupakan waktu dimana para MABA datang dari Indonesia maka Gamajatim historical adventure jilid 3 ditunda,begitu pula dengan GTV masih berada dalam angan.pada 08 november 2012 Gamajatim mengadakan rihlah ke 3 tempat,Baltim,Dimyat dan Port Said,rihlah ini mendapat apresiasi yang besar dari warga berjalan dengan cukup baik,pada awalnya kawan-kawan ingin pada hari itu diadakan Gamajatim historical adventure jilid 3 namun karena sudah ditentukannya hari tersebut untuk rihlah maka Gamajatim historical adventure ditunda pada tanggal 17 november 2012 yang akan digabungkan dengan agenda Okad (orientasi mahasiswa baru Gamajatim).
Rihlah Gamajatim ke Baltim,dimyat dan Port Said memang layaknya batu locatan sekaligus sugesti yang ditunggu oleh GTV entah siapa yang memulai akhirnya keempat crew GTV akhirnya memutuskan untuk kembali menghidupkan gagasan GTV menjadi kenyataan,dan bismillah rapat kedua akhirnya digelar,bertempat dirumah Cak Uun Nasikhun 3 orang yang hadir karena Muhammad Mu’afi berhalangan dalam rapat tersebut,Uun Nasikhun,Airlangga Budi Prasetya dan M.Anwar Dahlan kembali meninjau apa saja yang harus dilakukan untuk menghidupkan GTV,rapat kali ini cukup santai karena diselingi dengan makan malam menu tempe oreg Indonesia dan seteko penuh es teh.beberapa opsi disampaikan oleh masing-masing kru dan menghasilkan beberapa point dibawah ini:
1.GTV sebagai organisasi independent tapi tetap membawa nama Gamajatim sebagai identitas
2.GTV sebagai sarana berbagi ilmu yang non komersil
3.Mengcapture sejarah dan mengabadikannya dalam bentuk film documenter
4.menetapkan 4 orang anggota yang ada sebagai kru dengan masih mencari beberapa yang lain
5.pengambilan gambar diambil secara perkomplek(perdaerah)
Masih ada beberapa kendala tekhnis dalam pengambilan gambar yang yang rencananya akan dilaksanakan keesokan harinya berbarengan dengan Gamajatim historical adventure,belum adanya Script yang dipakai sebagai landasan pengambilan gambar,stabilizer dan mixer membuat GTV agak kebingungan,namun setelah mempetimbangkan untuk segera memulai akhirnya memutuskan untuk terus melangkah,pengambilan gambar secara Random (acak)menjadi jalan arternatif dan juga sebagai tolok ukur nasib GTV.cukup banyak kendala yang dihadapi dilapangan selain kurangnya pengalaman dan juga alat yang cukup sederhana akhirnya beberapa kekurangan tersebut berhasil diakali.setelah selesai pengambilan gambar semua kru sepakat untuk tayang pertama kali pada tanggal 21 november 2012 dan 2 hari sebelumnya diluncurkan Teaser terlebih dahulu.alhamdulillah pada tanggal 22 november 2012 teaser berhasil diluncurkan mundur dari deadline awal,hal ii disebabkan oleh masih banyaknya kesalahan disana-sini yang harus diperbaiki.
Respons dari khalayak ramai cukup memotivasi para kru GTV akhirnya rapat kembali digelar kali ini dilaksanakan di Abbas Sa’ad rumah saudara Airlangga Budi Prasetya,rapat ini baru dimulai pada pukul 24.00 dan selesai pada pukul 04.30,rapat santai ini dihadiri oleh 8 orang Uun Nasikhun,Airlangga Budi Prasetya,Muhammad mu’afi,M.Anwar Dahlan,Abdul fatah,Kholily Badriza,Dana el-Dahlany dan Eko phd.rapat ini bertujuan untuk menkoreksi teaser yang telah dibuat,pembentukan kru,dan juga hal-hal tekhnik lainnya.melalui rapat ini beberapa point tambahan kembali diambil untuk melengkapi point2 yang sudah ada:
-membentuk struktur organisasi GTV 
-membentuk struktur Crew GTV

*Struktur organisasi GTV sebagai berikut:

Ketua     :Uun  Nasikhun
Sekretaris      :M.Anwar Dahlan
Bendahara     :Muhammad Mu’afi
Anggota        : Airlangga Budi Prasetya
             : Dana el-Dahlany
             : Abdul Fatah
             : Kholily Badriza
            : Eko Phd

*Crew GTV sebagai berikut:

Produser            : Uun  Nasikhun
Cameraman       : M.Anwar Dahlan dan Airlangga Budi Prasetya
Penulis narasi     : Dana el-Dahlany
Rerporter           : Abdul Fatah
Editor                : Muhammad Mu’afi dan Kholily Badriza
Tim kreatif         : Eko Phd

Setelah GTV terbentuk secara organisasi maupun crew maka langkah awal yang dipilih untuk melanjutkan tujuannya adalah melakukan take ulang dengan melengkapi beberapa kekurangan yang ada pada take sebelumnya.dengan harapan yang tinggi GTV menjadikan akhir bulan November 2012 sebagai deadline peluncuran perdana,dan pada tanggal itu juga bertepatan dengan agenda tutup kegiatan termin awal Gamajatim,GTV berharap banyak pada acara itu selain sebagai pemicu semangat juga sebagai tempat koreksi bagi kekuarangan-kekurangan dalam pengambilan gambar tersebut.
Dan akhirnya GTV berharap bisa mempersembahkan yang terbaik untuk masyarakat Jawa Timur Khususnya dan Masyarakat Indonesia pada umumnya.senandung do’a dan semangat selalu GTV nantikan bersama dengan maaf yang kami sampaikan.

@motto GTV "Hidup mematahari mati merembulan"

Sunday 25 November 2012

Kompleks Pemakaman Amir Qurqumas



Kompleks pemakaman Amir Qurqumas ini berdampingan dengan makam Sultan Inal. Pada awalnya, Qurqumas adalah budak Sultan Qaytbay yang kemudian menjadi amir agung di bawah kepemimpinan Sultan al-Ghuri. Dia adalah komandan perang. Di hari kematinnya ia masih menjabat sebagai amir agung yang anti Ottoman.
Ibnu Iyas 'memberikan kita dengan obituari dan laporan pada pemakamannya, yang secara historis account menarik dari upacara ini selama periode mumluk:
Menurut Ibnu Ilyas, kematian Qurqumas terjadi pada hari Selasa tanggal 23 (Ramadhan). Saat itu Kairo berkabung. Prosesi pemakamannya diikuti oleh banyak orang, mulai dari pejabat hingga masyarakat awam.
Qurqumas adalah seorang perwira yang disegani. Ia memulai karirnya sebagai pelayan kedua kerajaan. Kemudian menjadi Komandan yang membawahi 1.000 tentara, Komandan Pengawal, dan akhirnya diangkat menjadi gubernur provinsi Aleppo pada masa pemerintahan Ashraf Janbalat, meskipun ia tidak pernah mencicipi jabatan itu. Ia dipenjarakan bersama sejumlah perwira yang lain di benteng Damaskus karena kecenderungannya kepada Tumanbay Amir Dawadar yang diangkat sebagai Sultan di Syiria.
Namun, setelah al-Ghuri berkuasa, ia dibebaskan dan dipanggil ke Kairo dan dilantik sebagai Menteri Perang. Tugasnya kemudian digantikan oleh Marsekal Qayt Rajabi ia dijebloskan ke penjara untuk kedua kalinya, tepatnya di Alexandria pada tahun 1505. Total, ia menjabat sebagai Marsekal selama enam tahun lebih 23 hari. Di usianya ke-60 dia jatuh sakit. Dia akhirnya berpulang ke haribaan ilahi dengan meninggalkan empat anak-anak dan kekayaan senilai sekitar 70.000 dinar (di luar asset bergerak nya). Dia meninggal sebelum Ottoman menggulingkan rezim Mamluk Mesir antara tahun 1.516 dan 1517.
Kompleks ini sempat dialih fungsikan untuk tujuan militer (sebagai gudang penyimpanan mesiu). Di depannya juga dibangun pabrik batu bata yang sangat sederhana. 
Masjid ini hanyalah salah satu dari sejumlah bangunan yang dibangun di kompleks Ququmas. Sebenarnya masih ada bangunan lain termasuk dapur, gudang, penginapan, sumur, kandang ternak dan tempat wudhu.
Kompleks pemakaman ini memiliki tata letak yang hampir mirip dengan Masjid Sultan Qaytbay. Sistem pengajaran di kompleks ini tampaknya tidak memiliki ritual-ritual khusus.
Menara masjid berada di sisi kanan, sementara sabil kuttabnya di sisi kiri. Kubahnya sendiri terletak di sudut tenggara bangunan berdampingan dengan ruang salat. Kubah ini memiliki proporsi dan skala yang sama dengan kubah Qaytbay meski ukiran geometrisnya tak serumit Qaytbay. Ukiran kubah ini berpola belah ketupat di bagian bawah dan pola zigzag di bagian atas.
Sedangkan menaranya bermotif belah ketupat di bagian tengah. Bagian atas terdiri dari susunan tiang-tiang yang menyangga puncaknya. Bentuknya hampir mirip menara Masjid Sultan Inal dan Qaytbay. Di sana juga ada tiga pilar pendukung yang digunakan untuk menggantung lampu masjid.
Di kompleks ini terdapat sebuah istana yang telah direservasi. Istana ini berupa sebuah lorong di sisi selatan makam. Hunian ini memiliki besi-besi besar beratapkan bukaan melengkung yang melingkupi sudut-sudut makam. Bangunan ini dapat dicapai dari pintu utama di halaman atau dari tangga internal di sisi lain dari makam. Di lantai dasar disediakan gudang dan kandang ternak. Sementara di lantai atas terdapat halaman terbuka, aula, kamar tidur, dan toilet. Desain interior seperti ini sering digunakan oleh yayasan-yayasan keagamaan saat itu.
Dengan demikian, kompleks Barsbay memiliki apartemen yang berdampingan dengan bangunan utama. Apartemen dua lantai ini berdiri di kedua sisi jalan menuju pemakaman. Salah satu sisinya masih bertahan hingga sekarang. Sedangkan sisi yang lain hamper runtuh. Ruangan-ruangannya diatur secara simetris di sepanjang koridor, setiap unitnya dilengkapi dengan tangga spiral sendiri. Masing-masing tangga memutar searah jarum jam. Ternyata ada filosofi tersendiri di sini. Untuk meniti tangga ini, Seseorang harus melangkah pertama kali dengan kaki kanannya. Apartemen ini bisa dihuni oleh delapan anggota yayasan, beserta keluarganya masing-masing. Selain difungsikan sebagai masjid, bangunan ini juga difungsikan sebagai Khanqah (kediaman para sufi).
Pada tahun 1983-1988, kompleks ini telah diperbaiki oleh Tim Restorasi Monumen Islam atas kerja sama Mesir dan Polandia. Saat ini, restorasi kompleks ini berada di bawah pengawasan Departemen Kebudayaan. Selama proses restorasi ini, kediaman sang pendiri sempat rusak parah akibat gempa bumi pada tahun 1992. Proyek ini mengambil pendekatan yang menarik. Mereka tidak memindah puing-puing sisa reruntuhan bangunan dan membiarkannya dalam keadaaan terbuka untuk menunjukkan sisi fungsional bangunan yang sebenarnya. 

Saturday 24 November 2012

[VIDEO] Fiha Haga Helwa



Lagu "Fiha Haga Helwa" dinyanyikan oleh Riham Abdul Hakim, seorang penyanyi muda Mesir yang memiliki suara yang khas, dikenal oleh masyarakat untuk pertama kalinya melalui film seri "Umi Kultsum" pada waktu kecilnya.
Mulai bernyanyi saat tampil di Theater Cairo Opera House ketika masih umur Dua Belas tahun, hingga saat ini sudah memiliki lebih dari satu album.
Lagu "Fiha Haga Helwa" sering diputar di televisi Mesir, sebagai salah satu lagu terbaik yang dimiliki oleh negeri seribu menara ini.
Lagu-lagu Riham Abdul Hakim juga menjadi soundtrack film-film serial Mesir yang sangat populer seperti "Asal Iswid", "Bilwaraqah wal Qalam" dan "Fiha Haga Helwa".
Adapun liriknya :


فيها حاجه حلوه ... حاجه حلوه بينا
حاجه كل مادا تزيد زياده فيها إنّه
فيها نيّه صافيه ... فيها حاجه دافيه
حاجه بتخليك تتبت فيها ... سنّه سنّه
....................................
================
مصر هي الصبح بدري ... مصر صوت الفجر يدّن
سوبيا فول طعميه كشري ... كوز بطاطا سخنه جداً
....................................
================
مصر أول يوم العيد ... عيديه بومب و لبس جديد
فن سيما و غُنى تياترو ... حفلة تلاته في سيما مترو
....................................
================
موائد الرحمن و فانوس رمضان ... مسلم في بيت مسيحي فطروا
ترنيمه لايقه على تخت غنّى
....................................
================
فيها حاجه حلوه ... حاجه حلوه بينا
حاجه كل مادا تزيد زياده فيها إنّه
فيها نيّه صافيه ... فيها حاجه دافيه
حاجه بتخليك تتبت فيها ... سنّه سنّه
....................................
================
تأيّلة العصرية فى مصر ... ولمه على طبلية فى مصر
مولد السيده و الذكر و الهيصه ... و ركعتين بركه في السيده نفيسه
....................................
================
المشي عالكورنيش و البركه في لقمة عيش ... فرح بلدي و ليلة حنّه....................................
================
فيها حاجه حلوه حاجه حلوه بينا
....................................
================
دي تتعبك ولا بتسيبها
تحيرك برضه حبيبها
على بعضها كدا بعيوبها ... حتــــــــــــــــــــــه من الجنـــــــــــــــــــــه
....................................
فيـــــها حــــاجه حـــــــــــلوه 
================


Videonya : 


Friday 23 November 2012

Masjid Sultan Qaytbay



Qaytbay adalah salah satu sultan Barsbay dinasti Mamluk. Pada awalnya, Mamluk adalah sebutan untuk seorang budak. Qaytbay sendiri awalnya dibeli seharga lima puluh dinar. Setelah ditebus, Qaytbay kemudian meniti karir hingga menjadi komandan tentara sampai akhirnya menjadi sultan. Dia memerintah cukup lama, dari tahun 1.468 sampai 1.496 M. Rekornya hanya bisa dipecahkan oleh Nasir Muhammad. Dia terkenal karena kekuatan staminanya dan kehebatan bela dirinya. Prioritas utama pemerintahannya adalah mengembangkan hubungan diplomatik dengan Turki Utsmani dan promosi perdagangan, terutama dengan Italia. 
Sultan Qaytbay adalah bapak pembangunan Mesir yang sangat produktif sebagaimana Nasir Muhammad pada abad keempat belas. Selama masa pemerintahannya yang cukup lama, ia membangun 85 struktur bangunan di Suriah, Palestina, Mekkah, Alexandria dan Kairo . Arsitektur dalam negeri lebih mencolok daripada arsitektur asing. Pada masa ini, ukiran batu memasuki zaman keemasannya. Artistik batu cenderung menuju ke arah perbaikan. Kerajinan marmer memainkan peran penting dalam dekorasi eksterior bangunan. 
Salah satu monumen utama yang bisa dijadikan tolok ukur masa ini adalah kompleks masjid Qaytbay yang dibangun antara tahun 1472 sampai 1474 M. Sebenarnya kompleks ini terdiri dari masjid, madrasah dan makam pendirinya. Tapi sayangnya, kini tinggal tersisa bangunan masjidnya yang berkubah dan bermenara tunggal. 
Di sebelah kiri bangunan ada sabil - kuttab (tempat persinggahan para penuntut ilmu). Sementara sebelah kanan ada menara. Di sisi tenggara ada kubah kecil tapi megah. Di bawah kubah itu terdapat makam pendiri masjid. Ukiran pada kubah tersebut berpola lurus berlapis bintang berukir yang ditumpangkan pada ukiran arabesque bergelombang.
Menara batu itu berukiran bintang, ramping dan elegan. Pada permukaannya terdapat dua desain yang rumit, kompleks, tetapi masih jelas. Salah satunya polos, lurus berlapis pola bintang. Yang lainnya bergelombang arabesque bermotif bunga yang berlekuk-lekuk dan tersembunyi. 
Puncak menara berbentuk lonjong telur. Sebuah ukiran memutar di lehernya. Ini adalah salah satu menara yang paling indah di Kairo. Sabil kuttab memiliki langit-langit kayu berlapis emas. Di ruang depan ada bangku batu dan lemari dengan pintu berhias kayu dan gading.
Gaya kubah payung di atas lorong yang mengarah ke bagian dalam masjid sangat cantik. Di sini, kita juga bisa menemukan pintu kisi kayu, di situ ada kendi yang menjaga air tetap dingin. Lantainya marmer dan jendelanya berupa kaca berwarna-warni. Langit-langit masjid ini adalah contoh indah dari dekorasi komposit yang menggunakan tiga bentuk hiasan utama yang meliputi desain kaligrafi, geometris dan arabesque. Ornamen bintang menjadi bagian paling mencolok di sini. Meski dekorasinya menakjubkan, namun tetap tidak mengesampingkan efeknya yang kalem dan tenang.
Mihrabnya berdinding batu dengan pola hias yang dikenal dengan pola albaq. Di atap masjid itu terdapat sebuah prasasti. Makamnya bisa diakses dari ruang tengah. Makam ini merupakan salah satu makam yang paling mengesankan di Kairo. Di dalamnya ada sebuah mihrab berdinding kayu yang dihiasi batu pendentives yang telah diukir dan dicat.  Beberapa meter di atasnya menjulang kubah besar yang menjadi ikon masjid ini.
Di samping itu, ada lagi sebuah makam kecil berukiran arabesque. Makam ini terletak di sisi barat masjid, dibangun oleh Qaytbay sebelum ia menjadi seorang sultan. Ada yang mengatakan bahwa makam itu dibangun untuk anaknya. Kubah makam ini berukuran lebih kecil. Di sini juga ada ruang tunggu yang dibangun di atas gudang. Ruang ini dihiasi dengan deretan jendela yang melengkung hingga luar ruangan. Zaman dulu, di sisi utara masjid juga terdapat ruang khusus yang dilengkapi dengan roda pemasok air untuk hewan ternak.

Komplek Sultan Faraj bin Barquq


Masjid ini awalnya adalah khanqah, semacam pondok untuk para sufi. Mulai dibangun pertama kali pada 1400 M oleh Sultan Faraj Ibn Barquq (1382-1399 AD) untuk memenuhi permintaan ayahnya yang ingin dimakamkan di dekat makam para sufi di kompleks pemakaman bagian utara (the city of dead). Pembangunannya baru selesai 11 tahun kemudian, tapi setahun sebelumnya sudah ada peresmian yang menghadirkan 40 orang. Masjid ini terkenal sebagai masjid terbesar di kawasan itu, hingga sekarang. Sultan Barquq akhirnya dimakamkan di kompleks ini, di dekat makam ayahnya, Anas (1382). Sultan Barquq tercatat sebagai raja Mamluk Burgi pertama yang dikubur di kawasan ini.
Khanqah dibangun dengan tujuan urbanisasi situs. Sayangnya sebelum rencana ini terealisasi, Sultan Faraj sudah meninggal dunia terlebih dahulu. Oleh sejarawan abad kelima belas, al-Maqrizi, dia digambarkan sebagai "raja yang paling tragis di Mesir". Sultan Faraj naik takhta pada usia sepuluh tahun, dan di usianya yang ke-23 ia digulingkan dan dibunuh di Damaskus. Di sela-sela pembangunan ini, sang sultan terpaksa harus dicopot jabatannya sebanyak 2 kali. Ia juga harus bolak-balik Mesir-Syiria untuk meredam pemberontakan. Tapi perjuangannya itu tak sia-sia. Khanqah akhirnya bisa berdiri megah.
Awalnya kompleks direncanakan sebagai pusat perumahan daerah. Pemakaman Muslim abad pertengahan bukan semata-mata makam orang mati tapi juga sebagai istana dan hunian. Selain itu juga ada ruangan untuk para sufi dan pelajar. Bangunan ini dileangkapi dengan dua menara kembar, dua kubah kembar dan dua sabil kuttab (tempat singgah), masing-masing di sebelah kanan dan kiri. Di bawah kedua kubah itu terdapat makam sultan Barquq dan ayahnya.
Menariknya, bangunan ini memiliki banyak ruang tapi tanpa pembatas yang jelas. Sang arsitek mampu membuat ruangan besar yang simetris. Ini bukan bentuk yang lazim pada masa itu. Di sudut barat daya ada portal trilobed di sebelah kiri sabil kuttab. Ada portal lain di utara. Di sudut barat juga ada sabil kuttab lagi. Portal-portal ini tidak identik, keduanya memiliki keong pada stalaktit dan blazonnya. Di sisi utara ada lorong yang dimulai di sisi kiri bangunan dan mengarah hampir ke makam ayah Barquq. Diperkirakan lorong ini digunakan sebagai tempat berdoa untuk orang yang mati.
Di atas makam Barquq dan ayhanya ada Kubah luar yang terbuat dari batu terbesar pertama di era Mamluk. Diameternya lebih dari empat belas meter. Sebenarnya kubah Imam Syafi'i masih lebih besar dari kubah ini, hanya saja kubah itu terbuat dari kayu. Sebuah pola zigzag (chevron) menghiasi eksteriornya.  zona transisinya tidak biasa. kubah ini diukir dengan model satu cekung dan satu cembung sehingga menciptakan pola bergelombang. Sebenarnya di bawah kubah itu ada kubah lebih kecil yang terbuat dari batu bata. Namun sayangnya tak bisa terlihat dari luar.
Di sisi barat laut terdapat dua menara yang menjulang ke angkasa. Menara itu terdiri dari tiga struktur. Bagian bawah menara itu berbentuk kotak. Tingkat kedua membentuk silinder. Tingkat ketiga berbentuk tiang-tiang segi delapan dan puncaknya bulat seperti telur diakhiri dengan struktur tiang melancip.
Dalam bangunan ada sebuah halaman, ruang terbuka tanpa atap. Di tengah-tengahnya terdapat tempat wudhu yang kini tidak berfungsi lagi. Di sisi kanan-kiri halaman itu, ada ruwaq-ruwaq yang digunakan sebagai madrasah dengan pintu-pintu melengkung yang khas. 
Di sudut barat lau sebenarnya ada tangga untuk menuju lantai dua. Di lantai dua terdapat lorong-lorong dan bilik-bilik kamar. Namun tampaknya ruangan ini sudah tak difungsikan lagi.
Dinding-dinding bangunan ini tidak dicat juga tidak dimarmer atau dikeramik, hanya coklat polos. Di samping mihrab ada dikka, tempat al-Qur’an dilantunkan. Ia diapitr oleh dua buah relung yang lebih kecil. Di situ ada sebuah ukiran menarik berpola geometris dan bunga yang ditambahkan oleh Sultan Qaitbay tahun 1483. Di background mimbar bisa ditemukan tempat lampu minyak yang diapit sepasang lilin yang diukir.
Makam sebelah utara adalah makam Barquq dan Faraj bersama anak yang terakhir, sedangkan makam selatan adalah makam Shiriz dan Shakra. Kedua makam itu memiliki pintu masuk yang tertutup oleh kisi kayu dengan ukiran pola geometris. Interior kubahnya sangat menakjubkan. Hiasan geometri yang dilukis di bawah kubah itu berwarna merah kecoklatan, sangat indah. Di tepi hiasan ada jendela yang tertutup kaca warna-warni, sehingga sinar matahari yang masuk tampak memperindah ukiran di dalamnya.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India